Warnanews.com – Realisasi investasi di sektor Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Indonesia pada tahun 2024 mencapai 32,3 miliar dolar AS atau sekitar Rp529,5 triliun. Angka ini mengalami kenaikan 8% dibandingkan tahun 2023 yang hanya mencapai 29,9 miliar dolar AS. Namun, peningkatan investasi ini tidak merata di semua sektor. Minyak dan gas bumi (migas) serta mineral dan batu bara (minerba) masih menjadi primadona investasi, sementara sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) tertinggal jauh dengan angka investasi paling kecil.
Migas dan Minerba Mendominasi Investasi Sektor ESDM
Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, berikut adalah rincian investasi di sektor energi tahun 2024:
- Minyak dan Gas Bumi (Migas): 17,5 miliar dolar AS (naik dari 14,9 miliar dolar AS pada 2023)
- Mineral dan Batu Bara (Minerba): 7,7 miliar dolar AS
- Kelistrikan: 5,3 miliar dolar AS
- Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE): 1,8 miliar dolar AS (paling kecil)
Sektor migas menjadi kontributor terbesar dalam investasi sektor energi, mencerminkan masih tingginya ketergantungan Indonesia terhadap energi fosil. Sementara itu, sektor minerba tetap menjadi daya tarik utama bagi investor karena permintaan global terhadap komoditas seperti batu bara dan nikel yang masih tinggi.
Investasi EBTKE Masih Rendah, Apa Penyebabnya?
Meskipun Indonesia memiliki potensi besar dalam energi terbarukan, investasi di sektor EBTKE masih jauh di bawah sektor lainnya. Beberapa faktor yang menjadi penyebab rendahnya investasi di sektor ini antara lain:
- Regulasi dan Insentif yang Kurang Menarik – Investasi di energi terbarukan masih terkendala oleh regulasi yang belum sepenuhnya mendukung percepatan transisi energi.
- Keterbatasan Infrastruktur – Pembangunan fasilitas energi terbarukan seperti pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga angin masih membutuhkan investasi besar dalam infrastruktur.
- Harga Energi Fosil yang Lebih Kompetitif – Harga energi dari bahan bakar fosil masih lebih murah dibandingkan energi terbarukan, membuat investor lebih tertarik untuk menanamkan modal di sektor migas dan minerba.
Pendapatan Negara dari Sektor ESDM Turun
Meskipun investasi mengalami kenaikan, Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor ESDM mengalami penurunan. Pada tahun 2024, PNBP hanya mencapai Rp269,6 triliun, turun Rp29,9 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp299,5 triliun. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya harga komoditas global, terutama di sektor minerba.
Masa Depan Investasi Energi di Indonesia
Untuk mencapai target transisi energi menuju Net Zero Emission 2060, investasi di sektor EBTKE harus digenjot. Pemerintah perlu memberikan insentif lebih menarik bagi investor dan mempercepat pembangunan infrastruktur energi hijau. Selain itu, kolaborasi antara sektor swasta dan pemerintah dalam pengembangan energi terbarukan harus diperkuat.
Dengan tren investasi yang masih didominasi oleh migas dan minerba, tantangan terbesar bagi Indonesia adalah bagaimana menarik lebih banyak investasi ke sektor energi terbarukan agar ketergantungan terhadap energi fosil bisa berkurang.
Bagaimana menurut Anda? Apakah investasi di sektor energi terbarukan akan meningkat dalam beberapa tahun ke depan?