Jakarta, Warnanews.com – Senandung musik Islami seperti nasyid sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Namun, musik yang identik dengan pengingatan akan nilai-nilai agama Islam ini ternyata masih berjuang untuk diakui dibanding hanya sekadar hiburan jelang momen Ramadan.
Sebuah group Nasyid di-Singapura dan diberi nama Al-Jawaher, yang artinya Permata,, namanya begitu melegenda di Singapura. Kelompok vokal yang terdiri dari tujuh wanita ini tak hentinya bersyiar lewat nada suara, mengingatkan kita pada Sang Khalik.
Mereka itu adalah Normala Mohd dan Hajar Mohamad, sementara 5 anggota yang lain nya adalah Norhaiyati Yusop, Latifah Johari, Jumuyah Kasbari, Habibah Othman dan Siti Rusminah Jaafar.
“Kami terus berjuang melanjutkan apa yang menjadi maksud tujuan hidup. Selalu mengingatkan pada kebaikan lewat nasyid yang kami nyanyikan,” kata Norhayati Yusof, salah satu personil, Al-Jawaher saat ditemui Jakartakita.com di Balaikota, Ruang Pola, Jakarta Pusat.
Kunjungan grup nasyid ke Indonesia sekaligus memperkenalkan single terbaru mereka berjudul ‘Ya Allah’. Sebuah single produksi Jamiyah Singapura ini mengajak penyanyi Dewi Yull berkolaborasi.
“Mengapa Dewi Yull, karena kita tahu di Singapura lagunya begitu tersohor. Suaranya merdu, saya baru kali ini bertemu dan duduk berdekatan seperti sekarang. Semoga kolaborasi ini bermanfaat bagi pendengar,” tutur Prof (ADJ) DR Mohd Hasbi Abu Bakar, Presiden Jamiyah Singapura.
Berangkat dari visi syiar, Jamiyah sebuah yayasan Islam amal terbesar di Singapura kemudian memberikan sebuah penghargaan kepada grup Nasyid Al-Jawaher. Berkolaborasi dengan Dewi Yull, Al Jawaher merilis dua buah lagu yang berjudul “Hanya Tuhan dan Ya Tuhan”.
Penggarapan single religi ini melibatkan musisi kenamaan antar dua negara. Moliono Rasmadi (leader Love Hunter) dari Singapura dan komposer Indonesia, Chossy Pratama.
Dua sahabat yang saling mengenal dari akhir tahun 90’an, kemudian berjanji bertemu dengan Jamiyah di singapura, dan terjadilah kerjasama antara Jamiyah – Al Jawaher dan Chossy Pratama Production.
Dua sahabat yang saling mengenal dari akhir tahun 90’an, kemudian berjanji bertemu dengan Jamiyah di singapura, dan terjadilah kerjasama antara Jamiyah – Al Jawaher dan Chossy Pratama Production.
Proses pembuatan nya sendiri memakan waktu kurang lebih 6 minggu dan dibuat di 3 studio
Awalnya proses pembuatan trak dasar dikerjakan di studio ProMidi jakarta, kemudian diikut proses perekaman vocal di studio Moluv Music di bandung.
Sementara itu, Dewi Yull mengatakan bahwa kami sangat bersyukur bisa bekerjasama dengan grup Nasyid Al-Jawaher. Alhamdullilah, kami tersanjung disinergikan dengan Al Jawaher memberi syiar lewat lagu.
Pelantun “Jangan Ada Dusta Di antara Kita” sudah tak asing bagi penggemar musik tanah air maupun singapura. Mudah-mudahan apa yang diberikan bisa di terima dengan baik tanpa menghilangkan warna dan identitas Al-Jawaher,” tambahnya.
Al-Jawaher, pernah merajai blantika musik tanah air di tahun 90an, Isabela, mereka merekam dan mengeluarkan album perdana mereka Permata, yang di ikuti dengan album- album berikutnya sampai awal 90an. Al-Jawaher bisa di simak melalui youtube, dan lagu-lagu nya yang hits antara lain, Ku Pohon Restu Ayah dan Bunda, Kembara di tanah Gersang, Yang merah itu saga, Adam dan Hawa, dan masih banyak lagi. Selain Dewi Yull dan Presiden Jamiyah Singapura, turut hadir Encik Mohd Yunos Mohd Shariff (Main Presiden 2 Jamiyah Singapura), Tan Sri DR Hj Muhd Ali Rustam (Presiden DMDI), Norhayati Yusof (personil Al-Jawaher) dan Said Aldi Al Idrus (Sekjen DMDI Jakarta).